Di bawah remang cahaya malam
Ku berdiri di pintu memohon pengampunan
Sebuah cawan tlah kusediakan untuk mata air
Agar basah hati dari gersangnya musim
Tiang penyanggah kupegang erat
Besi panas siap menghunus saat lengahku
Wajah haus ini tak kan berhenti dan pergi
Tinggalkan gelombang cahaya Cinta
Aku takkan berhenti menjadi pengemis hingga ajal
Mengutuk lumpur yang melekat di tubuh
Menjauh dari lingkaran api di atas rambut
Hingga nafsu berpaling dari ubun-ubun
Tertatih-tatih langkah berdarah
Mabuk menetaskan ketulian dan kelumpuhan
Berharap sayap mendekat mengajak terbang
Lantunan terus terdengar sakitkan telinga syetan
Darah mengalir di samudera hati
Tersandung cadas tenggelamkan lidah bersalah
Membuat bibir bermain melodi suci
Berbait kemuliaan terucap untuk Sang Kekasih
Ya Arhamarrohimi Irhamna,,
Ya Arhamarrohimi Irhamna,,
Wa'afina wa'fuanna wa' alaa Tho'atika
Wa syukrika,,,,Inna
Astaghfirullah,,,Astaghfirullah
Astagfirullah,,,Allahu Akbar
(160712)
syair JIWA,,,ungkapkan suara jiwamu melalui syair dan puisi,,,ketika kata tak mampu diucap, hanya lewat tarian jemari semua maksud hati bisa tertulis,,,baik suka atau pun duka,,semua akan indah tertata dalam bait-bait kata
Entri Populer
-
Aku mengingatmu... masih mengingatmu hingga kini mengenang setiap cerita yang pernah terukir di setiap kesempatan waktu itu hatiku ...
-
pagi yang sunyi kueja satu satu titis itu bening yang suci sirami hati dari pilunya rindu bermekaran.... harumi ruang sanubari yang h...
-
yang hilang, sudahlah relakan hilang yang pergi, biarlah relakan jauh tangis takkan lagi punya arti sesal hanya akan menyiksa diri ja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar