yang hilang, sudahlah
relakan hilang
yang pergi, biarlah
relakan jauh
tangis takkan lagi punya arti
sesal hanya akan menyiksa diri
jadilah setangkai mawar yang tabah
dalam lindungan duri
; merekah.
30012014
syair JIWA,,,ungkapkan suara jiwamu melalui syair dan puisi,,,ketika kata tak mampu diucap, hanya lewat tarian jemari semua maksud hati bisa tertulis,,,baik suka atau pun duka,,semua akan indah tertata dalam bait-bait kata
Entri Populer
-
lihatlah wanita itu Tuhan... hatinya telah terlukai oleh cintanya sendiri namun tak setetes darah pun yang mengalir lihatlah wanita it...
-
Ku masih tertatih di sini,, Dalam langkah-langkah yang memendam perih,, Masih setia jiwa menghiba,, Pada kepingan-kepingan asa yang tersisa,...
-
Senja... kembali hadir menyapa mayapada dengan keindahan yang mempesona binar sang jingga begitu merona mekarlah kuntum kuntum bunga...
Sabtu, 08 Februari 2014
Munajat Sang Perindu
malam kembali datang
wajah wajah perindu pun
kembali bersimpuh
di bentang sajadah; pasrah
Rabbi...
Engkah selalu menanti setiap rindu hati
betapapun peluh di diri
di maafMu tak berarti
Ijinkan aku kembali bersujud
dan berdoa lagi
lalu teguhkanlah di sini
di dekap maafMu Ya Ilahi
Adalah cahayaMu tak bertepi
bagi insan yang tertambat hati
adalah surgaMu terbuka selalu
bagi jiwa yang tetap merindu
wajah wajah perindu pun
kembali bersimpuh
di bentang sajadah; pasrah
Rabbi...
Engkah selalu menanti setiap rindu hati
betapapun peluh di diri
di maafMu tak berarti
Ijinkan aku kembali bersujud
dan berdoa lagi
lalu teguhkanlah di sini
di dekap maafMu Ya Ilahi
Adalah cahayaMu tak bertepi
bagi insan yang tertambat hati
adalah surgaMu terbuka selalu
bagi jiwa yang tetap merindu
Ia adalah,,,
ia adalah beribu harap
dalam lantun munajat
adalah doa doa yang
mengalir setiap waktu
ia adalah hidup
adalah udara yang menghidupi
pagi, siang, sore dan malamku
adalah air yang mengalir
dalam arus tenang dalam dada
ia adalah kisah ;
adalah diksi terindah dalam
bait bait puisi rindu
adalah happy ending dalam
sebuah drama membosankan
ia adalah paradoks ;
adalah air mata dalam senyum dan tawa
adalah awal dari sebuah akhir bahagia
Ia adalah Cinta
dalam lantun munajat
adalah doa doa yang
mengalir setiap waktu
ia adalah hidup
adalah udara yang menghidupi
pagi, siang, sore dan malamku
adalah air yang mengalir
dalam arus tenang dalam dada
ia adalah kisah ;
adalah diksi terindah dalam
bait bait puisi rindu
adalah happy ending dalam
sebuah drama membosankan
ia adalah paradoks ;
adalah air mata dalam senyum dan tawa
adalah awal dari sebuah akhir bahagia
Ia adalah Cinta
Jika kau bahagia
merebah di pangkuannya
rebahlah !
aku berjanji tak kan mengusik
tak jua hendak mengungkit
segala kenangan tentang kita.
Masa lalu itu biarlah menjadi milikku
sedang masa kini
adalah milikmu dengan dia
Biarlah, aku sendiri
menyulam harap yang tersisa
tanpa luka, tanpa resah
pergilah, menjauhlah
Kita tahu
akhir bahagia bukan milik kita
di sana kereta kencana menyambutmu
kau lah alasan dia ada.
Akhir Yang Dinanti
dan akhirnya saat yang dinanti pun tiba
semua jelas terbaca
tak ada lagi kepura puraan kata
lepas sudah jerat jerat yang membelenggu jiwa
hapuslah kita dalam kenangan
ku tak mau cerita ini hiasi hatinya nanti
ku tak ingin dia bertanya
siapakah aku di hatimu
aku telah berdosa membiarkanmu
bertahan dalam derita cinta
sementara dirinya
membawa bahagia yang kau damba
maafkan...
sungguh aku tak kuasa mengkhianati rasa
namun jua tak kuasa melepasmu untuknya
kini aku sebenar sadar
akhir kita bukan keindahan.
aku harus melepasmu
aku harus melupakanmu
untuk dia yang kini kau cinta
tak akan lagi kuikuti rasa
tak akan lagi kuturut kata hati
Demi sebuah arti cinta setia
biarlah aku yang terluka.
Mengeja Rindu
pagi yang sunyi
kueja satu satu titis itu
bening yang suci
sirami hati dari pilunya rindu
bermekaran....
harumi ruang
sanubari yang hampir mati
kini kembali bersemi
rinduku adalah embun
yang menanti pagi
setia menghuni ruang ruang sepi
sebelum akhirnya jatuh ke bumi
terhempas terik sang mentari.
kueja satu satu titis itu
bening yang suci
sirami hati dari pilunya rindu
bermekaran....
harumi ruang
sanubari yang hampir mati
kini kembali bersemi
rinduku adalah embun
yang menanti pagi
setia menghuni ruang ruang sepi
sebelum akhirnya jatuh ke bumi
terhempas terik sang mentari.
Masih Tentang Rindu
Masih di sini mencoba untuk setia
masih di sini mencoba mencerna kata
pada janji yang pernah kita ikrarkan
pada rangkaian bait bait kesetiaan
Kini maknanya tak lagi sama
engkau mulai melupa
pada janji setia kita
pada bait bait kita
semua mulai samar, tak terbaca.
Engkau di mana dan aku di mana
posisi kita berlawan arah
di persimpangan kita berbalik punggung
Kekasih...
dapatkah kita lanjutkan perjalanan
kembali putarkan haluan
pada satu arah yang kita impikan dulu
tanpa langkah ragu yang selalu membelenggu
Kekasih, mohonku !
genggamlah kembali jemari hati
agar rindu tak menuai perih
bersama kita bergandengan
menuju satu tujuan; kebahagiaan.
masih di sini mencoba mencerna kata
pada janji yang pernah kita ikrarkan
pada rangkaian bait bait kesetiaan
Kini maknanya tak lagi sama
engkau mulai melupa
pada janji setia kita
pada bait bait kita
semua mulai samar, tak terbaca.
Engkau di mana dan aku di mana
posisi kita berlawan arah
di persimpangan kita berbalik punggung
Kekasih...
dapatkah kita lanjutkan perjalanan
kembali putarkan haluan
pada satu arah yang kita impikan dulu
tanpa langkah ragu yang selalu membelenggu
Kekasih, mohonku !
genggamlah kembali jemari hati
agar rindu tak menuai perih
bersama kita bergandengan
menuju satu tujuan; kebahagiaan.
Sabtu, 11 Januari 2014
Tembang Jiwa
Rinai hujan mengundang seribu cerita
Merangkai lagu tentang cerita lalu
Menguntai tentang romansa
Melayang angan padamu kekasih jiwa
Di tiap rintik yang merinai adalah cinta
Rindu yang tak tereja kata
Hanya pada dia sang rahasia
Segala rasa menuai makna
Pada rindu yang tak tereja kata
Membuncah rasa yang paling gemuruh, hingga gaduh
Meski tak terurai makna
Pendam rasa menjadi nyanyi jiwa
Nyanyi sunyi sang pemuja
Tembang jiwa kian melagu
Memuja cinta pada Yang Satu
Rindu dan cemburu tak pernah keliru
KepadaMu; kudendangkan irama kalbu
Irama kalbu selalu punya senandungnya sendiri
Nada yang terurai dari kejujuran jiwa
Merajut kesadaran akan titahNya.
Menguntai indah di setiap dzikir dan doa
Untukmu jua, kulantun harap belai kasih dariNya.
Merangkai lagu tentang cerita lalu
Menguntai tentang romansa
Melayang angan padamu kekasih jiwa
Di tiap rintik yang merinai adalah cinta
Rindu yang tak tereja kata
Hanya pada dia sang rahasia
Segala rasa menuai makna
Pada rindu yang tak tereja kata
Membuncah rasa yang paling gemuruh, hingga gaduh
Meski tak terurai makna
Pendam rasa menjadi nyanyi jiwa
Nyanyi sunyi sang pemuja
Tembang jiwa kian melagu
Memuja cinta pada Yang Satu
Rindu dan cemburu tak pernah keliru
KepadaMu; kudendangkan irama kalbu
Irama kalbu selalu punya senandungnya sendiri
Nada yang terurai dari kejujuran jiwa
Merajut kesadaran akan titahNya.
Menguntai indah di setiap dzikir dan doa
Untukmu jua, kulantun harap belai kasih dariNya.
Malam melarutkanku dalam sebalut sadar.
Bahwa hidup adalah bagian dari rangkai puisi kehidupan
Kitalah pujangga bagi kehidupan diri
Kita yang memilih merajut kalimat ;
mendayu sedih, riang ceria atau menguntai syair cinta.
KalamNya adalah Maha Syair pemandu jiwa
Mengapa kita sering bermuram nestapa?!
Merasa sendiri terbuai perih yang luka
"Hidup ini, harusnya menjadi bait bait bahagia''!
Bahwa hidup adalah bagian dari rangkai puisi kehidupan
Kitalah pujangga bagi kehidupan diri
Kita yang memilih merajut kalimat ;
mendayu sedih, riang ceria atau menguntai syair cinta.
KalamNya adalah Maha Syair pemandu jiwa
Mengapa kita sering bermuram nestapa?!
Merasa sendiri terbuai perih yang luka
"Hidup ini, harusnya menjadi bait bait bahagia''!
Senja Yang Kuyup
Melintas senja berjaket kuyup
Rinai hujan yang menari, bulirnya hingga pori
Gema adzan yang mengalun sayup
Mengajak hati tuk segera berhenti
Singgah ke terminal ruhani
Deras ini..
Sederas rahmatMu Rabbi
Sederas linangku dalam ketundukan jiwa ini
Tenggelamkan aku Ya Kariim di telaga kasih
Agar senantiasa bibir ini basah dalam alunan dzikir
Hingga senja yang dingin tak lagi gigil
Sebab hati telah terhangati oleh sebait syair atas namaMu.
Langganan:
Postingan (Atom)