Entri Populer

Senin, 25 November 2013

Cerita Secangkir Kopi Dalam Penantian




Dibawah remang lampu kamar
Disebelah asbak rokok yang penuh sekar
Secangkir kopi termenung sendiri
Menatap diri penuh dalam, dingin tanpa sentuhan

Dalam hening malam yang kian temaram
Wajahnya terlihat murung
Menatap kosong kesudut ruang
Dalam diam, katakata berdesakkan di ruang jiwa
Segera ingin terbebas dari sekapan duka

Desir semilir angin membelai sunyi
Sayup sayup terdengar rintihan, nyaring
Dari aroma khas secangkir kopi.

”Tuan, apa kau telah enggan menemaniku di ruang ini?
Masihkah Tuan sudi mencicipi walau seteguk,
Seperti dulu kala Tuan yang tak henti melewatkanku
meski diwaktu yang sempit.

Tuan, kemanakah senyum manis itu?
Senyuman yang selalu kudapati
setelah kau menghirup aroma wangiku.

Tuan, aku merindukanmu, sungguh!
Betapa pilunya setelah kau tinggalkanku
seminggu lalu.”

Dudukku takkan pernah bergeser
Hingga hadirmu pulang
Kurindu genggaman jemarimu
Memainkan bibir cangkirku

Aku masih tetap setia berada disini
Walau sepi merajai hati
Selalu akan setia
Disini, dipenjara sepi
; menantimu sepenuh hati.




(061113)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar