Entri Populer

Sabtu, 08 Februari 2014

Tentang Sebuah Pesan

yang hilang, sudahlah
relakan hilang
yang pergi, biarlah
relakan jauh

tangis takkan lagi punya arti
sesal hanya akan menyiksa diri
jadilah setangkai mawar yang tabah
dalam lindungan duri
; merekah.

30012014

Munajat Sang Perindu

malam kembali datang
wajah wajah perindu pun
kembali bersimpuh
di bentang sajadah; pasrah

Rabbi...
Engkah selalu menanti setiap rindu hati
betapapun peluh di diri
di maafMu tak berarti

Ijinkan aku kembali bersujud
dan berdoa lagi
lalu teguhkanlah di sini
di dekap maafMu Ya Ilahi

Adalah cahayaMu tak bertepi
bagi insan yang tertambat hati
adalah surgaMu terbuka selalu
bagi jiwa yang tetap merindu

Ia adalah,,,

ia adalah beribu harap
dalam lantun munajat
adalah doa doa yang
mengalir setiap waktu

ia adalah hidup
adalah udara yang menghidupi
pagi, siang, sore dan malamku
adalah air yang mengalir
dalam arus tenang dalam dada

ia adalah kisah ;
adalah diksi terindah dalam
bait bait puisi rindu
adalah happy ending dalam
sebuah drama membosankan

ia adalah paradoks ;
adalah air mata dalam senyum dan tawa
adalah awal dari sebuah akhir bahagia

Ia adalah Cinta


Jika kau bahagia
merebah di pangkuannya
rebahlah !
aku berjanji tak kan mengusik
tak jua hendak mengungkit
segala kenangan tentang kita.

Masa lalu itu biarlah menjadi milikku
sedang masa kini
adalah milikmu dengan dia

Biarlah, aku sendiri
menyulam harap yang tersisa
tanpa luka, tanpa resah
pergilah, menjauhlah

Kita tahu
akhir bahagia bukan milik kita
di sana kereta kencana menyambutmu
kau lah alasan dia ada.

Akhir Yang Dinanti



dan akhirnya saat yang dinanti pun tiba
semua jelas terbaca
tak ada lagi kepura puraan kata
lepas sudah jerat jerat yang membelenggu jiwa

hapuslah kita dalam kenangan
ku tak mau cerita ini hiasi hatinya nanti
ku tak ingin dia bertanya
siapakah aku di hatimu

aku telah berdosa membiarkanmu
bertahan dalam derita cinta
sementara dirinya
membawa bahagia yang kau damba

maafkan...
sungguh aku tak kuasa mengkhianati rasa
namun jua tak kuasa melepasmu untuknya
kini aku sebenar sadar
akhir kita bukan keindahan.

aku harus melepasmu
aku harus melupakanmu
untuk dia yang kini kau cinta

tak akan lagi kuikuti rasa
tak akan lagi kuturut kata hati
Demi sebuah arti cinta setia
biarlah aku yang terluka.

Mengeja Rindu

pagi yang sunyi
kueja satu satu titis itu
bening yang suci
sirami hati dari pilunya rindu

bermekaran....
harumi ruang
sanubari yang hampir mati
kini kembali bersemi

rinduku adalah embun
yang menanti pagi
setia menghuni ruang ruang sepi
sebelum akhirnya jatuh ke bumi
terhempas terik sang mentari.

Masih Tentang Rindu

Masih di sini mencoba untuk setia
masih di sini mencoba mencerna kata
pada janji yang pernah kita ikrarkan
pada rangkaian bait bait kesetiaan



Kini maknanya tak lagi sama
engkau mulai melupa
pada janji setia kita
pada bait bait kita
semua mulai samar, tak terbaca.

Engkau di mana dan aku di mana
posisi kita berlawan arah
di persimpangan kita berbalik punggung

Kekasih...
dapatkah kita lanjutkan perjalanan
kembali putarkan haluan
pada satu arah yang kita impikan dulu
tanpa langkah ragu yang selalu membelenggu

Kekasih, mohonku !
genggamlah kembali jemari hati
agar rindu tak menuai perih
bersama kita bergandengan
menuju satu tujuan; kebahagiaan.

Sabtu, 11 Januari 2014

Tembang Jiwa

Rinai hujan mengundang seribu cerita
Merangkai lagu tentang cerita lalu
Menguntai tentang romansa
Melayang angan padamu kekasih jiwa


Di tiap rintik yang merinai adalah cinta
Rindu yang tak tereja kata
Hanya pada dia sang rahasia
Segala rasa menuai makna

Pada rindu yang tak tereja kata
Membuncah rasa yang paling gemuruh, hingga gaduh
Meski tak terurai makna
Pendam rasa menjadi nyanyi jiwa
Nyanyi sunyi sang pemuja

Tembang jiwa kian melagu
Memuja cinta pada Yang Satu
Rindu dan cemburu tak pernah keliru
KepadaMu; kudendangkan irama kalbu

Irama kalbu selalu punya senandungnya sendiri
Nada yang terurai dari kejujuran jiwa
Merajut kesadaran akan titahNya.
Menguntai indah di setiap dzikir dan doa
Untukmu jua, kulantun harap belai kasih dariNya.