Sudah sekian lama
Kita saling bersitegang saling melumat kecap noda
Genapi keganjilan
Demi mengutuhkan tubuh hidup
Yang bagi mereka mudah tertuntaskan
Tak akan lagi terkecoh atas olah tubuh isyarat,,
Setelah ujar digerogoti tikus-tikus berdasi
Mata air airmata kering seperti gurun pasir
Yang jejak sejarahnya sirna dihempas angin
Angkuh itu masih tetap tak tersentuh
Suara-suara telah terbiasa diacuhkan
Tak ada perubahan yang berarti
Sebab tuhan telah bersarang di kepala mereka
Segala janji manis yang terpapar, dulu
Kini telah pudar
Sebelum senja tenggelam
Ingin kuteriakan
Tentang keadilan yang tergadaikan
Namun semua hanya kesia-siaan
Sebab telinga telah dipasung tuli, dan sombong pun beradu uang
Tuhan Maha Mendengar
Tentang keluh yang tak tersampaikan
Bahwa setiap peluh yang bercucuran
Adalah intan yang berpualam
(040613)
syair JIWA,,,ungkapkan suara jiwamu melalui syair dan puisi,,,ketika kata tak mampu diucap, hanya lewat tarian jemari semua maksud hati bisa tertulis,,,baik suka atau pun duka,,semua akan indah tertata dalam bait-bait kata
Entri Populer
-
memandang jalan yang pernah kita lalui ku teringat wajahmu pucat kala itu seperti rembulan yang sakit di jalan yang bumi sediakan untu...
-
Ada yang bisa larung dalam sendiri Mengalir dalam nadi Singgah di sela nurani Lalu pergi... Namun sisi manusia kita tidak hanya sepi A...
-
Siang ini,,, Aku ingin menangis di bawah terik mentari Agar tetesan air mata dapat menjadi penyejuk Pada gersang tanah yang aku pijak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar