Kepengapan dadanya begitu mendesak, seakan tak bisa membuatnya bernafas. Suasana jiwanya terasa kelam bagai mendung tebal yang membuatnya terhempas dan terjungkal. Hatinya pun seketika terhujani air mata, dan sahutan perasaannya tercuacakan serpihan luka.
Dunia terasa sempit, tatapannya kosong...hanya ada amarah yang tertangkap dari pandangannya.
Senyum itu. Ahh..., senyum iblis itu menerkamnya. Bagaimana tidak??? Disana, disudut restoran itu, ia melihat sepasang mata saling menatap harap nan penuh canda. Mata itu mengulas senyuman dan bahagia. Namun keremukkan dihatinya tiada tara.
Anita, dengan hati gundah menatap mata yang tengah bercanda itu. Mata kekasihnya yang tengah berduaan di depan matanya, entah dengan siapa??
Oh nanar....nanar dan nanar. Pelan-pelan ia hampiri kekasihnya dengan gundah. Ia telah berdiri disamping kekasihnya. Namun sang kekasih tak mengetahui hadirnya.
”Mas Dimas”sapa Anita dengan nada penuh rapuh dan cemburu.
Dimas hanya terkejut menatapnya. Bibirnya bergetar, raut mukanya begitu nanar dan perasaannya kian semrawut.
”A....a....nita”tukasnya terbata-bata.
Anita hanya termangu mendengarnya. Perlahan bulir bening mengarak sungai, mengalir di pipi mulusnya.
”Siapa perempuan ini kak Dimas?”tanya wanita yang sedari tadi bersama Dimas itu. Namun Dimas tak menjawabnya. Mulutnya terasa kelu dan kata-katanya seolah beku. Wanita tersebut heran menghadapi sikap Dimas yang membisu dan salah tingkah.
”Siapa kamu??” tanya wanita itu, namun bukan pada Dimas, tapi kepada Anita. Tapi Anita juga membisu, membuat wanita itu tersulut emosi dengan kebisuannya.
”Hei, berani-beraninya kamu mengganggu keharmonisan kami.”sentak wanita itu yang tak lain adalah Bunga. Seketika ia mendorongnya, sedang Anita tak melawannya, meski Anita terjatuh tersungkur di lantai.
Dengan sedikit kaget dan sigap Dimas merangkuk tubuh Anita yang terjatuh. Melihat kejadian itu Bunga semakin berang.
”plakkk” sebuah tamparan Bunga berlabuh di pipi Anita. Dimas tersentak melihatnya, hatinya meringis saat melihat telapak Bunga membekas di pipi Anita.
”Bunga, kenapa kau menamparnya??”Kekhawatiran Dimas mulai membuncah membentuk kata-kata.
”Tamparlah aku, dia tak salah!”ujar Dimas penuh emosi sesal.”Maksud kak Dimas, dia adalah.....”Bunga tak meneruskan pertanyaannya. Ia terheran.
”Yah, dia adalah kekasihku”ucap Dimas dengan nada bergetar.
Bunga tercengang kaget mendengar pengakuan Dimas. Dia sama sekali tak menduga, kekasih hatinya yang sangat dicintainya ternyata mencintai wanita lain.
Sementara Anita hanya menunduk diam. Terlihat dari pipi keduanya mengalir air bening.
”Ok, aku akan jelaskan semuanya”ucap Dimas deg-degan.
”Sebenarnya di belakang kalian aku telah menodai cinta yang kalian miliki. Dibelakang Anita aku telah berselingkuh dengan Bunga, sedang dihadapan Bunga aku bilang Bungalah cinta sejatiku. Namun sungguh aku tak bermaksud mempermainkan kalian berdua. Tapi entah mengapa? Aku seakan tak bisa melawan perasaanku yang begitu teguh mencintai kalian semua. Anita adalah cinta pertama, sedang aku tak bisa melupakn Bunga.”ucap Dimas dengan penuh rasa bersalah.
Kedua wanita itu hanya terdiam, nampak air mata keduanya mengarak sungai.
”Aku sungguh bersalah karena tak bisa memilah diantara kalian berdua, aku begitu egois terlalu tamak mncintai kalian semua. Sedang hatiku hanya ada satu, yang tercipta entah untuk siapa dan milik siapa??
Dan sekarang sudah nyata, kalian sudah mengetahui rahasiaku. Kalian pasti menilai seorang Dimas sebagai lelaki pecundang yang hina, yang tak punya harga diri dalam mencintai kalian berdua.
Sekarang aku pasrah dengan keputusan kalian semua.”ucap Dimas dengan suara yang parau dan serak.
Bunga sesenggukan menahan tangisnya, sedang Anita diam kian menundukkan kepalanya dalam dalam.
Hening pun tercipta diantara ketiganya. Hanya tatapan yang tercipta diantara mereka. Namun lain dengan Anita, ia menunduk tak berdaya mendengar kata-kata kekasihnya itu.
Perlahan-lahan Anita menengadahkan kepalanya.
”Maafin Anita mas Dimas, sekarang Anita faham!”lirih terdengar suara Anita memecah keheningan.
Dan melangkah dengan langkah lemah meninggalkan kekasihnya memilih cinta sejatinya.
(180213)
syair JIWA,,,ungkapkan suara jiwamu melalui syair dan puisi,,,ketika kata tak mampu diucap, hanya lewat tarian jemari semua maksud hati bisa tertulis,,,baik suka atau pun duka,,semua akan indah tertata dalam bait-bait kata
Entri Populer
-
pagi yang sunyi kueja satu satu titis itu bening yang suci sirami hati dari pilunya rindu bermekaran.... harumi ruang sanubari yang h...
-
Akulah sekeping sunyi,, berirama di dalam dasar jiwa di kala indah iramaku tak lagi syahdu tuk dinikmati berarti alunan baitbait indahku ...
-
Aku mengingatmu... masih mengingatmu hingga kini mengenang setiap cerita yang pernah terukir di setiap kesempatan waktu itu hatiku ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar