Entri Populer

Senin, 25 November 2013



Pagi ini, seperti biasa...
Menyelipkan rindu di dedaun yang basah
Begitu banyak pinta berjajar antri di pintu rumah-Nya
Menjadi rima dalam setiap sajaknya

Selalu...menyukai embun
Yang bersahaja bergelayut di pucuk-pucuknya
Juga tak pernah keberatan, jikakalau posisinya berganti dengan mentari
Setidaknya semua tahu, dirinya selalu setia menemani pagi

Butiran beningmu selalu menyajakkan spasi dalam kalimatnya
Yang begitu sederhana memasrahkan diri ketika ia jatuh ke tanah

Aku selalu suka caramu
Yang mengajarkan makna cinta dan rindu
Seperti rindumu yang menautkan pagi
Seperti pagi ini.



(111113)

Sepatah Kata

Denting denting suara tak mampu
menggambarkan lelah yang mendera raga
Diam terpaku memandangi diri
pada cermin retak ini
Biarkan lelah yang singgah sirna
Bersama waktu yang berlalu.

Pada kelam sang malam
Pada gelap yang kian pekat
Biarkan angan ini hanyut
Tuk merajut mimpi
Hingga esok
Hangat mentari menyentuh raga ini.



(091113)

Biarkan Aku

Biarkan aku mengepakkan sayapku
Melewati dahan demi dahan
Berkelana di atas sana
Bersiul bersama mereka dalam sambungan simpul

Biarkan aku menikmati semusim masa
Masa yang menawarkanku rasa yang berbeda
Pada bau udara yang kadangkala
menyesakkan dada

Biarkan aku terbang ke angkasa nan luas
Menikmati bau embun
Menatap saga senja
Terurai bersama panas
Bertengger di dahan dahan yang kusuka.

Dan biarkan pula aku
terbentur di atas tanah
meradang di antara hembusan debu
atau ketika buluku mengisut di antara tetes hujan
merintih dalam ketidakberdayaan.

Biarkanlah....



(081113)

Cerita Secangkir Kopi Dalam Penantian




Dibawah remang lampu kamar
Disebelah asbak rokok yang penuh sekar
Secangkir kopi termenung sendiri
Menatap diri penuh dalam, dingin tanpa sentuhan

Dalam hening malam yang kian temaram
Wajahnya terlihat murung
Menatap kosong kesudut ruang
Dalam diam, katakata berdesakkan di ruang jiwa
Segera ingin terbebas dari sekapan duka

Desir semilir angin membelai sunyi
Sayup sayup terdengar rintihan, nyaring
Dari aroma khas secangkir kopi.

”Tuan, apa kau telah enggan menemaniku di ruang ini?
Masihkah Tuan sudi mencicipi walau seteguk,
Seperti dulu kala Tuan yang tak henti melewatkanku
meski diwaktu yang sempit.

Tuan, kemanakah senyum manis itu?
Senyuman yang selalu kudapati
setelah kau menghirup aroma wangiku.

Tuan, aku merindukanmu, sungguh!
Betapa pilunya setelah kau tinggalkanku
seminggu lalu.”

Dudukku takkan pernah bergeser
Hingga hadirmu pulang
Kurindu genggaman jemarimu
Memainkan bibir cangkirku

Aku masih tetap setia berada disini
Walau sepi merajai hati
Selalu akan setia
Disini, dipenjara sepi
; menantimu sepenuh hati.




(061113)

Pada Suatu Waktu

Kelak, jika nanti
waktu kembali berpihak
mempertemukan kita lagi
apa yang kan kau ucapkan untuk pertama kali?

Siapa yang kan memulai?
kau tahu aku, bukan?
meski pandai kumainkan kata dalam tulisan
di hadapanmu aku memilih diam

Bukan tak ada kata untuk ditanyakan
namun bahasa tubuhmu telah mengisyaratkan
hingga tak perlu lagi ucapan ucapan
tatapmu, menjawab seribu tanyaku.

Ah, lagi lagi aku kelu
tak mampu merayumu
kau cukup tahu
aku bahagia di sisimu!



(041113)

Kepada Embun

Terimakasih...
Kau masih disini menemaniku menyapa mentari

Kau masih disini
Membantuku menerjemahkan pagi kedalam puisi.

Dan aku ingin menyadur setiap sejukmu
Untuk kubawa sepanjang hari.

Kau masih disini,
Dengan bahasa cintamu
Mengabarkan mimpi indah yang kurangkai sepanjang malam
Untuk esok hari.

Terimakasih, Embun!
Kau membantuku untuk tahu
Bahwa Malaikat telah mencatat setiap doa yang kita perbincangkan sejak tadi.

Izinkan kujaga beningmu sepanjang masa.



(011113)
Kembali bertemu pekat
setelah melambaikan salam perpisahan
pada sang matahari.

Aku menyukai hening ini...
sejak semua cerita dapat kutuang habis
dari cawan hati yang gundah menyimpannya sejak tadi.

Adalah malam...
dimana tenang bersemayam.
pada peraduan paling hening, membelai.
Setia mendengar kesah,
dan sejumlah cerita bahagia.

Ia selalu ada
pada detik kesekian
sebuah kesaksian.



(301013)

Surat Terakhir



Akhirnya surat yang ke seribujuta kata inilah yang menjadi surat terakhirku untukmu.

Surat yang masih bercerita tentangmu...
Tentang senyummu
Tentang hitam bola matamu
Tentang parasmu
Tentang tatapan teduhmu
Tentang hatimu
Tentang....semuanya. Ya..semuanya masih tentangmu.

Namun diantara ke seribujuta
Kata yang teruntai dalam kerinduan ini,
Terselip secercah tentangku

Tentang sakit
Tentang duka
Tentang suka
Tentang penantian
Tentang keteguhan hati
Tentang arti kesabaran yang berduri

Dan dipenghujung labirin waktu ini,
Dipenghujung udara yang masih sanggup diterima pari paruku
Disisa tenaga otot otot jantungku yang semakin melemah
Aku menyatakan untuk terakhir kalinya.

”Aku menyayangimu.”
”Semakin....semakin menyayangimu dan akan begitu setiap waktunya.
Aku akan selalu merindukanmu.”

Nanti, jika kertas kusam yang terakhir ini tergenggam jemarimu
Kumohon, jangan pernah ada tanya
Jangan ada air mata walau itu hanya setetes
Jangan pernah merasa bersalah, terlebih lagi rasa penyesalan.

Yang perlu kau lakukan adalah
Menerimanya dengan sebaik mungkin
Karena ini...adalah takdir aku, kamu dalam menjadi KITA.

Bahagialah...
Meski itu tanpa dan bukan bersamaku
Bahagialah...
Karena kebahagiaanku terletak pada bahagiamu.

301013

Di Telapak Tanganmu

Mungkin kau lupa
bahwa detak yang terdengar
adalah dari jantung kita yang sama

Dulu kita menggamitnya dengan begitu sungguh
begitu indah
seakan satu satunya suara yang mampu kita dengar

Namun tiba-tiba angin kering datang,
tanpa permisi
menerbangkan cinta sesungguhnya
dari mata teduhmu yang pernah
kutitipkan luka di sana

Sekali lagi aku tak mampu beranjak
mungkin terlalu manis, entah
atau karna telah kuserahkan hati dalam genggamanmu
hingga tak mungkin lagi pergi

Tetap diam tak bergeming
berdenyut hidup dari nafasmu.



(291013)

Perbedaan

Malam kian hening
Kembali anganku mengembara
Mengais sisa sisa rindu
Yang berserak di antara suaramu, kemarin

Masih terdengar indah
Masih nyata ada di sana
Sebelum akhirnya hilang
Terhempas angin tenggara

Hujan yang datang malam ini
Semakin membuatku sepi
Kau tak lagi menemani
Mengukir cerita bersama rintik yang merinai

Perbedaan itu terlihat jelas
Tak lagi indah
Kaucipta jarak begitu jauh
Sulit untuk ku tempuh

Kini aku terpenjara pada rindu yang ngilu
Pada cinta yang penuh luka
Sebab adamu kini tiada



(281013)
Aku mulai memunguti
remah remah yang bertebaran di lantai hati
meringkuk di sudut yang paling hening
menatap tangan yang bergetar menampung serpihan.
kehilangan mulai menyusup perlahan.

Senyum yang memaksa terkulum
sekedar menutupi detak nadi yang seakan vakum.

Robbi....
aku merindukan serpihan cinta yang hancur itu.

Adalah hujan yang membuat serpihan itu semakin hanyut
membawa arus deras tanpa sebuah tanda



(281013)

Potret Jalanan



Wajah wajah lusuh
duduk bersimpuh
di bawah terik mentari
mereka berteduh

Kardus kumal menjadi tilam
berpayung panas dan hujan
miris nian potret jalanan
mengais makan dari sisa yang terbuang

di istana megah
sang penguasa kian kenyang
membusung dada dengan sombong
uang dilipatganda
tanpa mengenal surga dan neraka.

Duh, Gusti!
apa yang terjadi dengan negeri ini
yang berkuasa makin jaya
si miskin makin nista

Duh, Gusti...
bukalah hati mereka sipemimpin durja
agar mengingat tujuan akhirnya
tahtanya tak kan dibawa
kelak, jika Kau memanggilnya



(281013)

”Happy Anniversary”

Hari ini birunya langit seakan turut merestui,
mengamini doa dua hati
yang memadu janji suci
; seiring sejalan melalui hari.

Tak terasa kini setahun sudah,
saat rindu mempertemukan kita
semesta raya turut serta
gelak tawa air mata berpesta,
penuhi ruang jiwa

Kekasih, terima kasih!
sampai detik ini kau masih setia
menyimpan cinta dalam doa
membingkai janji di sanubari, rapi

Semoga, ridha Illahi selalu merestui
kita terus bersama mengarungi hari
hingga sampai ke surga-Nya nanti.

Aamiin



(271013)
Aku patut bersyukur...
Kaetika masih mendapati sisi hati yang tetap menyediakan tempat
Pada sebuah nama yang masih setia
Dengan sederet cerita yang menjadi puisi ditiap jejaknya.

Kau selamanya tahu...
Betapa hujan telah mengajarkan arti pertemuan, mimpi dan harapan.

Kau juga tahu...
Bahwa pagi itu adalah nikmat rindu
Dimana dalam hening yang paling bening kita dapati kasih yang sejuk

Walau disisi lain...
Kita tak berada di tempat yang sama untuk merasakannya
Hanya mampu memandangmu dari kejauhan

Dan cukuplah rindu yang membuat kita kian menyatu
Menjadikan setiap bait kata
Ada keping keping ceritamu disana.



(191013)
Indahnya...
menjadi telaga dalam gurun
seketika bernaung segala hidup
yang berdetak di urat nadi

Terimakasih...
dalam untaian syahdu rindu
ketika mengeja deretan aksara
yang beriring di depanku.



(151013)
Allah pasti akan menjaga
setiap hati yang terhubung pada-Nya.

Allah pasti sedang menguji
dengan sekelumit masalah diri.

Allah tak pernah pergi
meski hati telah berbagi.

Allah selalu menanti,
jejakmu kembali.

Renungkan,
betapa kasih sayang-Nya begitu besar
untuk kita hamba pilihan-Nya.



(161013)

Menjaga Hati

Aku selalu,
Berusaha menjaga hati ini untuknya
: yang mencintaiku
Yakinku kau juga begitu

Tentang jenuh yang kini membelenggu
Sebenarnya takkan mampu kau hentikan
Walau dengan parang kebencian
Biarlah hanya waktu yang kan memberi jawaban

Jika kau lelah menunggu waktu itu
Meleburlah bersama hening
Sebab ia akan memberi perubahan yang matang.

Jangan salah sangka, aku; dia, mereka
juga merasakan hal serupa
Percayalah!
Hanya menikmati dan memaknainya berbeda-beda.

Suburkan kesabaranmu di ladang bathin
Jaga dan pelihara
Percayakan padaku tapak-tapak hati
Dan aku percayakan padamu jejak-jejak nurani



(141013)
Pagi ini,
ada yang kembali
dekap hangat sang mentari yang dinanti
dan bening embun yang sejukkan hati

Tiada yang berubah, masih sama
kau datang dengan sepenuh cinta
sepenuh kasih dalam bening suci

Kau bangunkan lagi semangatku yang hampir patah
Kau papah langkahku yang mulai goyah
sebab penyangga telah roboh
dihantam badai yang membandang

Tuhan, pada cahayaMu
sinarilah jalan hidupku.



(131013)

Hati

Ya Allah, karuniakan aku hati yang lembut selembut sutera
Agar bening yang mengkristal di bola mataku ini selalu menetas
Saat aku mendengar lantunan kalam-Mu
Saat aku mengingat debu-debu dosaku yang menumpuk

Ya Allah, karuniakan aku hati yang kuat sekuat baja
Agar aku tak rapuh
Saat luka menderu
Agar tak lemah,
Saat kisah berlumur airmata
Agar tak lelah,
Saat perjuangan masih terlalu panjang untukku tapaki

Ya Allah, karuniakan aku hati yang bening sebening kaca
Agar maaf selalu ada
Saat yang lain menyakiti
Agar ikhlas selalu bertangkai
Saat kehilangan putik
Agar senyum selalu merekah
Saat sepi berbunga

Ya Allah, pintaku pada-Mu
Karuniakan kepadaku hati yang bercahaya
Yang sekalu ingin mencintai-Mu,
Mencintai Rasul-Mu
Dan para kekasih-Mu

Aamiin



(101013)

Menantimu

Aku menantimu
diantara guguran musim
di jejak masa yang kian lelah
namun setiaku laksana setia mentari pada fajar

Aku menantimu
dengan sekotak asa yang kusemat di reranting mimpi

Aku menantimu
ketika senja kian tenggelam
namun jinggaku tetap menyala terang

Aku menantimu
di sayup-sayup rindu
bersama lantuna doa doa cinta



(091013)

Pada Senja Ku Berdoa



Senja...
kembali hadir menyapa mayapada
dengan keindahan yang mempesona
binar sang jingga begitu merona
mekarlah kuntum kuntum bunga cinta

Ya Rabbi...
karya-Mu indah sekali
tak tertandingi
kunikmati sepenuh hati

Ya Illahi...
bimbinglah raga ini
agar tak terjatuh lagi
agar tak terkulai di selat sesal

Ya Illahi Rabbi...
kepada-Mu kupasrahkan jiwa ini
dari beban fana yang melelahkan raga
dari rupa dunia yang fatamorgana



(091013)
Kadang aku juga sepertimu
Menjadi amnesia seketika
Ketika harus memastikan
Siapa diri sebenarnya

Kita hanya jiwa
Berlindung di balik sebutir kelebihan
Lantas angkuh berdiri menatap bumi

Bahkan mencoba menjadi karang
Menganggap lautan sebatas mata memandang
Berharap alam selalu berteman

Dan keletihan akhirnya
Menyusuri liku hidup yang membingungkan
Ketika pegangan tak ada digenggaman

Maka, adakah cara
Selain meminta peta perjalanan
Pada yang menciptakan
Sebab kepada-Nya lah kita kan kembali!



(260913)

Biarkan Ia Jatuh Sebagaimana Mestinya....

bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah.
bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar.
bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus...

Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang.
Tak masalah meski dengan kejadian yang sedih dan menyakitkan.
Tak ada yang perlu disesali
Tak ada yang perlu ditakuti
Biarkan ia jatuh sebagaimana mestinya.

Biarlah ia luruh ke bumi,
Seperti sehelai daun..
Daun yang takpernah membenci angin,
Meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

Cinta adalah sesuatu yang menakjubkan.
Kamu tidak perlu mengambilnya dari seseorang untuk kau berikan kepada yang lain.
Kamu selalu memilikinya lebih dari cukup
Untuk diberikan kepada yang lain.

Kau membunuh setiap pucuk rasa itu.
Tumbuh satu langsung kau pangkas.
Bersemai satu langsung kau injak.
Menyeruak satu langsung kau cabut tanpa ampun.
Namun ada satu hal yang tak kau sadari dari semua itu....



(250913)

Kepada Rintik Kupungut Rindu

Sore ini,,,,
Kembali hujan membasahi bumi
Kulihat senyummu meretas diantara rinainya
Sejuk teduhkan jiwa

Bukan hendak kusemai puji
Sebab rasaku murni
Mengalun lembut di relung hati
Bermekaran di taman sanubari

Maka biarlah kupunguti setiap rintik yang menitis
Menjadi rindu paling manis
Untuk ku persembahkan senja nanti
Dalam bingkai indah lengkung pelangi



(220913)

Anugerah Pagi

Menatap indah wajah pagi
Nan berhias hangat senyum mentari
Lembut membelai bumi
Setelah hilang sisa-sisa kelam malam
Yang kembali dalam peraduan

Berjuta rasa tak dapat kulukis dengan katakata
Begitu penuh misteri dan rahasia
Rapi tersimpan disana

Tuhan,,,,
Sangat kukagumi anugera pagi-Mu ini
Yang Kau karuniakan kepada kami

Rabbyy,,,
Izinkan dan ridhoi langkah ini
Untuk tetap berjalan menuju-Mu
Untuk selalu mencintai-Mu
Hingga disisa akhir nafasku.
Aamiin...



(210913)

Sajak Embun

kembali, aku terhempas kebingungan
perihal suara hati dalam diam
bersama rajutan rindu yang tercipta pada sosok samar

memelukmu hanya dalam mimpiku
genggam hangat jemarimu hanya bayangan
memilikimu apalagi, hanya keajaiban yang kutunggu

bukan karena rupa, tetapi pandangan matamu
begitu lembut, hingga ketulusan teretas
diantara reranting pohon itu.



(150913)


Hujan dan puisi,
mereka selalu berteman

Entah dalam menikmati masa kini,
sibuk mengenang kenangan masa lalu, atau
dalam merencanakan masa depan.

Tahukah kalian...
bahwa hujan adalah teman paling setia
dalam menyertai semua cerita.
Walau yang lain tak memperdulikan
dan menganggap kisahmu palsu

Maka berbaurlah,
bicangkan semua kisahmu
pada hujan, mimpi dan kenangan.



(130913)

Kau

tak ada yang lebih menyejukkan melebihi retak hijaumu
bahkan caramu melukai terlalu indah untuk disebut luka
dan perih yang kau beri terlalu manis untuk dianggap bisa
sebab kau adalah alasan mengapa aku menjadi dewasa
meski kadang mengenang indahmu menjadi siksa bagi sukma
kau tetap belahan jiwa yang terbelah masa

kau adalh asa yang sempat menjadi ambisi bagi hati
namun logikaku masih bisa mncerna hitam di atas jingga
hingga cinta tak menjadikanku tunanetra

kau adalah bendera yang telah kuperjuangkan
untuk sampai di puncak gunung keikhlasan
dan aku tak akan kembali mengambil tanda kemenangan
yang telh kujadikan mahar melamar ridho-Nya



(12913)


Sebab kedamaian itu adalah lampiran ketenangan jiwaku
Aku berharap kita kan tetap damai hingga akhir waktu
Saling mengasihi, saling mengerti dan saling bergenggaman dalam keadaan apapun.



(100913)

Karena-Nya

"Cinta karena Allah,
terkadang tak tumbuh dengan sendirinya.

Kita seperti layaknya diberi biji untuk ditanam.
Lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya.

Jika kita baik, maka baik pula lah perasaan itu
dan juga sebaliknya.

Terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dengan sendirinya.

Ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut,
namun entah mengapa kau tak berdaya.

Karna sebenarnya
bukanlah kita yang menumbuhkan perasaan cinta tersebut,
namun Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lah yang berkehendak.



(040913)
Hingga ujung kalam-Nya nanti
Aku tak hendak menyisipkan lara dalam setiap perjumpaan
Yang kutahu hanya satu
Bilik-bilik hati yang hening ini kunikmati dengan segenap doa

Bahkan ketika yang ditakdirkan dalam masa itu tiba
Yang terpinta dalam sepanjang sajadah itu
Hanyalah ku dan Mu saja

Juga tak lupa bahwa jiwa yang sebenarnya menyimpan kesah ini
Adalah raga yang tak sanggup berdiri tanpa kasih juga sayang-Nya

Pun jika kelak, mata menutup selamanya
Adalah pinta untuk mati dalam istiqomah dan khusnul khotimah.
Aamiin



(020913)
Malam ini,,,,,
aku ingin menjenguk masa lalu
bertanya kabar kunang kunang yang dulu
menemaniku saat mati lampu

Atau ketika pekat malam tak bisa disapu
oleh kerlip cahaya kejora
sebab malam tampak bisu
pada rembulan tak saling sapa

Aku ingin mengajaknya
semoga ia mau.



(290813)



Ini malam kembali menggetarkanku
akan rerintik yang perlahan membasah
ketika senja berubah saga

Aku bahagia memandang keindahan cinta dari jendela hatimu
serumpun sajak cinta,
sehamparan dunia dan masa depan
yang menjulang hingga nirwana

Ah, aku lupa
bagaimana kita mengawal kisah
Yang kutau adamu menjelma penghujan ketika kemarau melanda

Tinggal nikmati dan rasakan
aliran cinta
menjelma setapak jalan yang naik turun
di lembah-lembah romantika



(200813)

Detak Rindu




Dengarkanlah detak jarum jam itu
Yang berputar searah dan tujuan
Seperti itu pula detak rinduku padamu
Meski kadang berdenting pilu

Pada malam-malam yang gelisah
Atau pagi yang mencipta basah
Bukan karna embun yang memekar
Namun rindu yang tak tertahan
Meleleh diam-diam dalam tetes sang hujan,,,

Cinta bisa saja lelah
Namun waktu tak pernah istirah
Malam selalu menawarkan kita bahagia
Hingga nganga luka tergerogoti lupa



(140713)
Kanda, malam ini hujan masih saja memayungi istana kita
Bahkan airnya juga terlihat menggenang tepat di beranda

Taukah kau, Kanda?
Hujan adalah tempat yang paling nyata
Untuk ku terka-terka segala apa yang masih menjadi sebuah rahasia
Mungkin tentang cinta, cinta kita
Atau mungkin tentang luka.

Tapi hujan kali ini jauh berbeda, Kanda
Sebab banyak bulirnya telah mulai mengetuk-ngetuk pintu kita ; tentang kehangatan yang coba ia jelaskan
Pada belaian dan senyumanmu
Serta pada kecup-kecup yang sering membuatku tersipu

Satu yang pasti,
Ada kenikmatan yang Dia beri
Ditiap rintik yang merinai




(070713)

Pasrah

Hmm,,
Harus dengan apa memulai kata
Ketika langkah mulai tertatih dalam perih
Tak ada yang tau apa yang dirasa
Ketika harap tak tertunaikan

Sejatinya tak ingin berkeluh kesah
Tak ingin juga menyerah
Inilah kehidupan....
Namun diri hanya insan yang memiliki batas kemampuan

Tak dipungkiri, terkadang lelah hinggapi diri
Hingga terkadang berjatuhan air mata kesedihan
Kala hati dan perasaan tak mampu membendung lagi

Ah, Sudahlah !
Tak ada yang perlu disesali
Biarlah waktu membawa diri mengikuti skenario Illahi
Tetap sabar memupuk ikhlas dalam sanubari.



(040713)


Malam sendu,
Ada yang ingin kutanya
pada angin yang semilir
yang menemaniku detik ini.

Mungkinkah kau rasakan hal yang sama?

Ini bukan perihal jatuh cinta
atau kita
lebih jauh pada keyakinan yang kau taruh
di reranting senja

; Tentang bertahan yang sedang
kita lakukan bersamaan
Mungkinkah kokohnya sama?



(300613)


Selalu ada sepotong rasa rindu
Yang takkan pernah memudarkan cahaya
Namun menjadi penerang
Untuk kita, untuk semua!



(060613)

Kesombongan

Sudah sekian lama
Kita saling bersitegang saling melumat kecap noda
Genapi keganjilan
Demi mengutuhkan tubuh hidup
Yang bagi mereka mudah tertuntaskan

Tak akan lagi terkecoh atas olah tubuh isyarat,,
Setelah ujar digerogoti tikus-tikus berdasi
Mata air airmata kering seperti gurun pasir
Yang jejak sejarahnya sirna dihempas angin

Angkuh itu masih tetap tak tersentuh
Suara-suara telah terbiasa diacuhkan
Tak ada perubahan yang berarti
Sebab tuhan telah bersarang di kepala mereka
Segala janji manis yang terpapar, dulu
Kini telah pudar

Sebelum senja tenggelam
Ingin kuteriakan
Tentang keadilan yang tergadaikan
Namun semua hanya kesia-siaan
Sebab telinga telah dipasung tuli, dan sombong pun beradu uang

Tuhan Maha Mendengar
Tentang keluh yang tak tersampaikan
Bahwa setiap peluh yang bercucuran
Adalah intan yang berpualam



(040613)

Menyulam Hidup



Hidup ini adalah rangkaian benang yang kusut,
yang harus kita rapikan.
Lalu kita sulam menjadi sebuah rajutan yang indah
Yang akan kita serahkan pada Sang Maha Karya
sebagai hasil karya kita selama hidup di dunia.

Yukk sahabat, kita sulam benang kusut itu dengan SABAR dan TELATEN
agar hasilnya lebih baik dan bagus.



(010613)

Album Kenangan




Telah kulukis indah namamu dalam palung hatiku
kuwarnai dengan rona pelangi

namun bila suatu saat
engkau menemukan yang lebih indah dariku
tenang sayang !
lukisan itu tak kan pernah kuburamkan
tetap tersimpan dalam
album jiwa yang bernama Kenangan.



(240513)

Minggu, 24 November 2013

Siang ini....
hujan menyinggahi kita
pada halte kenangan
untuk kita saling bertukar luka
yang mulai kita pahami perihnya
bahwa air mata terlalu sulit untuk didefinisikan

Bukankah masih ada pinta
yang kita titipkan pada setiap rintik
sebanyak guguran doa di sepanjang sujud
berharap langit tetap menjaga mimpimu;ku : kita
pada halte selanjutnya.



(260513)

Ijinkan Aku, Tuhan

Jatuh luruh aku di hadap-Mu
tumpah ruah lautan air mata
bagaimana hendak ku tahan hasrat jiwa
sementara gigir hatiku mengetuk duka

Ijinkan aku, Tuhan
mengadu segala keluh pada-Mu
sebab hanya Kau-lah yang mampu
menyembuhkan luka
yang terlanjur menganga



(240513)

Obati Lukamu,Dinda

Obatilah lukamu, dinda
Dengan segala syifa' dari Rabb pemilik jiwa
Agar kiranya hilang semua perih yang melanda sukma
Terganti dengan suka cita dalam dada

Jangan kau larut dalam duka, dinda
Sebab tak pantas jiwamu tersulut derita
Dari seorang anak Adam yang alpha jiwa
Yang menjanjikan fantasi nikmat dunia

Obatilah lukamu, dinda
Sebab tak sanggup aku menatap dalam nanar matamu yang merisik duka
Tak mampu kusapu air matamu
Dengan sapu tangan kasih yang ku punya

Dinda, mentari tak pernah meninggalkanmu dengan senyumnya
Rembulan pun tak akan lari darimu
Mereka hanya kembali ke peraduannya

Adinda,,
Obatilah lukamu dengan syifa'
Dengan apa saja yang bisa menyembuhkan luka jiwa
Sebab dukamu, adalah sakitku jua
Duhai adinda.......



(230513)

shofie

Malam,,
Engkau pun hanya diam
Rinai deras air mata tak tertahan
Menetes pilu, rindu

Pada senyum kecil memanggil namaku
Walau hanya sepatah kata "A"
Betapa sangat berarti, 
Sebagai pelipur hati, kerinduanku untukmu

Dimanakah engkau ada
Agar aku
Bisa memelukmu dalam doa
Ikhlaskan hati, untukmu yang telah pergi

Dan kan kucerita
Teman canda mungilmu
Boneka boneka dalam almari
Kini masih tersenyum sunyi

Tuhan,,,tolonglah,,,
Berikan sebuah kado untuknya
Maenan kecil terindah dari-Mu
Ayunan mungil di taman surga
Kuingin dia terlelap
Dalam damai pangkuan kasih-Mu

#miss u Shofy!!!




(150513)

Perpisahan

Waktu telah menghentikan kita
untuk saling menyakiti
ada jawab dari sepenggal kisah cinta
mengajari arti hidup
meresapi kedalam

Kebersamaan tak selalu
kekal seperti yang dimau
nurani mengetahui
yang terbaik apa
dari yang terlihat buruk

Biarlah berubah
buka sudut jiwa
bertemu dengan kenyataan
bila harus ujungnya perpisahan

Kita tak pernah menyatu
maka jangan
memaksa untuk bersama
hanya membuat sia-sia

Akan terlihat bodoh bila
menyesali sebuah perpisahan
karna dari perpisahan
ada pertemuan dengan yang lainnya



(300413)
Senja tadi wajah langitku muram
berkabung dengan kesedihan yang dalam
mata air air mata mengalir tiada henti
mengiringmu kembali ke pangkuan Illahi

Kepergianmu yang tiba-tiba
masih sisipkan rasa tak percaya
namun siapa yang mampu membaca
takdir-Nya tetap dalam rahasia
#Uje



(260413)

Munajat Doa

Ya Allah, 
inilah hambaMu yang meratap
mengharap percikan cintaMu.
Engkau tahu betapa jelaga nista terus memburu
dosa-dosa melagukan soneta hawa nafsu

Kelu lidahku untuk mengaku di hadapanMu
malu jiwaku untuk menatapMu,
Ya Allah, dalam gundah penuh ragu aku menghampiriMu
menatap diriku sendiri yang selalu berpaling
sesekali dosa-dosa kusesali
tetapi berjuta kali kuulangi

Betapa takdir harus menghadapMu
sedangkan seluruh syaraf bathinku hanyalah kisah kepalsuan

Sungguh tiada yang mendesakku
kecuali sebuah pengampunanMu.




(250413)

Autumn In Your Eyes

Aku menyukai warna keemasan dari daun-daun yang gugur diterpa sinar mentari senja
Terlihat begitu indah bukan?
Dan kau berjanji mengajakku tuk menikmatinya

Tentu saja aku tidak pernah bosan dengan musim gugur.
Terutama dengan taman ini yang memiliki pohon mapel terindah saat musim gugur tiba
Dan kita akan bersama menikmati senja

Disini, kita akan menghabiskan waktu dengan saling berpegangan tangan
mengantar Penguasa siang kembali keperaduannya
Disini, di bangku taman ini kita saling menceritakan dongeng cinta
berpeluk cahaya senja yang hangat ditengah tiupan angin musim gugur



(210413)
Kataku membeku di ujung jari
Terhenti diantara sepi
Huruf huruf tak terselesaikan
Berserakan tak beraturan

Hati ingin menepi
Namun hasrat layari mimpi
Di samudra puisi
Tanpa tepi

Langit meneteskan tanda tanya
Gemerlap bintang merangkai titik koma
Dan hujan yang ada
Memberi irama makna

Namun kataku masih berceceran
Bagai percikan gerimis
Berhamburan disamudra luas
Berkejaran diantara desau angin

Ingin kulukis angkasa dengan pena aksaraku
Dan kupahat disetiap baitnya
Dengan ukiran indah Asma-Nya
Agat dapat kau eja



(180413)
Kala rintik hujan temukan indahnya derai tawamu
biarlah kemarau tak kan pernah datang

Kalau kesunyian bisa dengarkan suaramu
biarlah keramaian itu tak pernah ada

Kalau debur ombak bisa hempaskan kegalauanku
Kalau temaramnya senja bisa labuhkan isi hatiku
Kalau desauan angin bisa titipkan asaku

Biar....biarlah...rindu ini tetap kusimpan di sudut hatiku
Kau tak pernah tau apa yang kurasa
Saat semua kukatakan pada hatiku



(170413)
Tanpa kata, ternyata cinta sudah ada
Tanpa cahaya, ternyata cinta sudah terang

Namun...
Ketika cinta itu datang dengan kerendahan hati
justru kita berlari menghindari
atau bersembunyi dibalik gelap malam

Sedang yang lainnya
Mengejar dengan menyakiti yang lain



(170413)

Kepada Hujan

Hujan menderu kepada malam
mendesah menelan kebekuan
menutupi tangis kesedihan
memeluk mesra kepedihan

Hujan bernyanyi dalam keheningan
merayu membawa kebohongan
menawar kehangatan sebagai harapan

Ahh... Hujan tak jua berganti rintik
lalu, kapan semua mencapai akhir titik?
sedangkan waktu telah berganti detik
menyisakan bunga yang tak lagi cantik
sebab layu sebelum dipetik



(160413)

Masih Adakah Kesempatan

Surya tak lagi tampakkan diri
siang kini tinggalkan terang
suara malam mulai menyambut gelap
sebentar lagi kita kan dimanjakan mimpi

Adakah cinta yang didapat di setengah waktu itu?
atau kita terlena pada perjalanan hari

Nampaknya masih belum berakhir
saat ini kita masih rasakan indahnya nafas
mata ini masih melihat sejuta warna
pikiran ini masih miliki ingat

Adakah sesuatu yang bisa kita ambil pelajaran?
ahh..., ternyata aku terlena
hitungan kebaikanku belum banyak

Rabb, sempatkan aku sedetik kedepan
untuk membuat orang-orang disekelilingku tersenyum.
aamiin



(150413)

Kesendirian Yang Indah

Kadang kumerasa sendiri
Kala resah membawaku mengembara
Menyelami kegelapan ruang
Bersama khayal ku tak berdaya

Di benakku banyak hal indah
Yang kadang tak mampu kuungkapkan
Pada malam
apalagi pada siang
pada bulan
pada matahari
pun pada senyuman yang tak jelas miliki arti

Tapi kala Sang Pemilik keindahan menghampiri
indah membuat air mataku deras mengaliri pipi
indah mencipta banyak rasa
Namun keindahan sebenarnya bukan milik kita tapi Dia


(110413)

Bahagiaku bersamaMu

Rabb,
Engkau pemilik nafas
yang mengalirkan kedalam setiap lorong jiwa
yang menghanyutkan hati kesetiap aliran darah
yang memberi kesempurnaan setiap kali bermanja rasa

sesaat saja Kau kacaukan iramanya
tak ada yang bisa hidup dengan sempurna
apalagi Kau hentikan alirannya
tak ada yang bisa membuatnya tersadar

Rabb,
rasanya tak pantas aku mengeluh
apalagi menghujatMu karena desakan kecemburuan pada mahlukMu

Rabb,
apa yang kumiliki saat ini
adalah milikMu
apa yang kurasakan saat ini
adalah nikmatMu

Rabb,
genggamlah hatiku dengan kekuatanMu
agar aku tak lagi berpaling dariMu
basuh jiwaku dengan ampunanMu
hingga tak ada lagi dosa
yang membuatku jauh dari nikmatMu

Aamiin



(100413)

Irama Rindu

Desahan angin sentuh keheningan
Begitu manis membelai pusara jiwa
Melodi yang belum terjamah
Kudengar di balik dinding kamar
Mengalun merdu

Langit memetik dawai perlahan
Gerimis pun bersenandung
Mencipta lagu sendu
Menyudut di ujung pilu

Masihkah ada ragu
Ketika getaran menyebut namamu
Nada kian meninggi diujung kalbu
Memujamu

Kasih
Mari kita berdansa
Berdua membelah semesta
Dalam damai tercipta
Mengucap doa

Kau dan aku adalah satu
Di istana cinta tercipta
Membangun satu
Tempat terindah di sisi-Nya
:surga



(070413)

Kerinduan

Hujan sore ini pertegas rindu
ditiap rintik yang menetes
sisakan pilu dalam kalbu

Entah,
darimana awal rasa ini hadir
di sela-sela jeda waktuku
wajahmu membayang di pelupuk mata
hingga saat terpejampun, engkau indah dalam mimpiku

Begitu berat beban kerinduan ini
padamu yang masih dalam hayalku
dalam genggaman kata kita bercinta
harapku dinyata kau tetap setia
; mencintaiku apa adanya



(030413)

Merindumu Tak Kenal Waktu

Aku merindumu tak kenal waktu
Dari terbit fajar sampai matahari terbenam
Bahkan saat mata terpejam pun
Rinduku selalu terjaga, padamu

Masihkah kau selipkan ragu di hatimu?
Akan tulusnya kasih dan sayangku
Akan setianya hati dalam menanti

Mungkin aku bukan yang pertama untukmu
Namun adamu adalah yang pertama
yang mampu luluhkan egoku
hingga aku mampu bertahan dalam setiaku, menantikanmu

Maafkan aku kekasihku !
mungkin sering keliru
menempatkan cemburu di hatiku
semua hanya karena ; rasa sayangku padamu




(310312)
Sejatinya, ada rindu yang mulai membatu
Saat nanar tak berpendar
Saat tawa tak tersulam
Saat sapa tak terlampiskan

Waktu telah menyetubuhi raga
Sedang senyum sibuk mencumbu dunia
Takkan ku putar poros bumi
Biar lajunya terselip dalam bukubuku kemesraan

Bilahbilah bayang masih setia
Berdiam dalam ada-ku
Ulu hati teriris perih
Sebab kasih yang tergurat
Menyisakan selaksa keindahan


(280313)

Munajat Doa

Dalam tegak alif
Bertumbuh mekar bunga-bunga iman
Yang telah menggagahi malam
Terbang ber-tebar menjemput langit
Menyanyi lagu suci
Membuka pintu Ilahi

Deru-deru doa terpanjat
Di samudra nikmat
Kala pancaran mata kalbu
Menyekat sepertiga laila
Bersimpuh tunduk bermunajat
Menyemak padang belukar jiwa

Ruku-lah
Jauhkan lambung memeluk ranjang
Sucikan diri di atas sejadah panjang
Mohonkan ampunan atas dosa-dosa dan kesalahan
Pada Dia Maha Pengampun




(270313)

Mengejamu

Hatimu adalah tempat kunang-kunang bertandang kala gelap bersemayam
Teramat mempesona pijarnya,hingga tiada alasan tuk air mata
Lalu membaca jejak pada tiap sorot matamu serupa purnama
Sampai-sampai hujan enggan menjenguk pada malammu; kau begitu setia

Kau mulai mewarnai malam pada tawa yang renyah
Musabab petuah yang mulai kau ramu jadi nyata
Kau lelaki penebar senyum,dan aku wanita beruntung
Lalu jangan meniadakan yang pernah ada di bebatang hatimu



(270313)

Kisah Senja Hari Ini

Mendung enggan berlalu
Langit makin kelabu
Suara gemuruh kian mengganggu
Dan surya enggan bertemu

Hingga fajar tak lagi beda dengan senja kali ini
Waktu terasa sangat menjemukan
Sukma dingin dan hampa terasa
Semua membisu dalam lelahnya hati



(210313)

Hujan Rindu

sampai dimana kita habiskan tiap detak hujan yang jatuh
ketika tiap lembar puisi tak mampu menampungnya
serupa dengan rindu bersambung di barisan dadaku sendiri

aku tak peduli kelak rindu menjadi abu
aku tak peduli kelak rindu jadi hujan
dan jika aku harus menunggu
bersama gerimis yang aku tenteng
aku bersedia meski harus bercengkrama gigil.


(200313)

Senandung Senja

Di keremangan senja
kau bersimpuh ; menunduk
dengan tatapan kosong 
namun penuh harapan 

Bersenandung senja yang indah, melihai
menatap kaca dunia yang kian berdebu
menghitam sendu
terlingkar pada sebait syair pilu

Asa yang tergagap memburu harap
bayang yang tegap akan segera lenyap
kembali pada Yang Esa
semua hanya panggung sandiwara



(140313)

Mengurai Kasih Di Wajah Pagi

Mengurai pagi disinari pijar hangat sang mentari
Di istana biru langit kita
mengurai bait bait aksara
akan indahnya rindu, akan wanginya cinta yang merebak di sela ranting hati

Menatap di keindahan cahaya itu
bisikan rasa yang tak mampu ku ungkap
bibir kelu jemari kaku mengurai makna
rasa yang berdentang dalam debar
berdenyut merasuk sukma

Dalam diam,
kucoba mengeja bahasa jiwa
ketika helai demi helai rasa menerpa
di rona wajah nan sendu
nampak secercah senyum damai
indah kusemai di relungku


(140313)
Pada pagi yang berembun
Kutemu rindu yang meranum
Memekar indah dikelopak mawar
Harum wewangi penuhi ruang

Samar samar terlihat bias terang
Dari sela sela reranting dahan
Menerpa embun penuh hangat
Membelai manja tanpa sekat

Ikhlas...
Embun jatuh dalam pelukan bumi
Jelmakan rindu di dalam hati
Teduhkan ruang sanubari


(260213)

Hadirmu ; Semangatku

hadirmu...
menerangkan satu
tentang keindahan dan kesabaran
dalam perjalanan waktu

hadirmu...
berikan kekuatan lebih
dalam mengejar ketertinggalan
tak peduli aral menagih di hilir
dengan hadirmu, ku yakin kan tundukan waktu

hadirmu....
mengajarkanku tentang keteguhan hati
dalam berjuang
tak berputus asa walau medan tertawa lugu
karna hadirmu, semangat baru untuk ku maju!


(250213)
Ketenangan hati...
begitu kurasakan di Jum'at pagi ini
Tatkala kumelihat bebening embun yang menari
merdu suara burung bernyanyi
dan bias cahaya surya yang menghangati

Alhamdulillah...
hilang sudah gundah
akan mimpi semalam yang tak dapat diraih
musnah sudah kecewa
yang menyesak dada

Ya Allah...berilah ketenangan pula
pada jiwa dan bathin sahabat JIWA
agar dapat menjalani hari-hari
menjadi lebih baik lagi.
Aamiin.....


(220213)

Hidup Adalah Pilihan

Pada akhirnya kita akan memilih satu diantara dua pilihan
Langkah kita di masa sekarang menuju ke masa depan
Bukan pada kenangan yang kian menenggelamkan dalam
Kenestapaan dan keterlukaan

Aku sangat berterima kasih
Pada kenangan yang mengajariku kekuatan
Kekuatan untuk tetap melangkah
Tegak menatap hidup nan penuh rintangan

Kutahu Tuhan Maha Penyayang
Dia Maha Tahu segala yang hamba butuhkan
Dalam lika-likunya hidup
Kasih-Nya selalu datang memeluk

Puji syukurku pada-Mu Rabby
Atas kesempatan yang Engkau beri
hari ini.



(210213)

Dalam Ruang Hati

Sebidang kata diruang persegi
Selalu temani saat sepi
Untuk aku rebahkan hati
Bawa dalam ruang imaji

Duduk kubercermin pada dinding
Tak kutemui keindahan
Hanya bayang gelap nan diam
Terkujur kaku langkah diri menghadap-Mu

Sunyi ini ingin kupecahkan
Mengusap jemari hati
rangkai aksara
Terbang berbaris menuju langit
Dalam bait bait sepi
Kumemuji kesucian-Mu, Tuhan!



(200213)

Senja Nan Rindu

Di penghujung senja ini
Aku memanggilmu
Menunggumu datang pada malamku
Berdua bercengkrama dengan cawan rindu

Adakah kau tahu??
Rindu ini kian menyiksaku
Saat kau tak berkabar padaku
Saat kau diam membisu
: aku pilu

Dan kini, kembali kutitip salam
Pada semilirnya angin
Pada lajunya sang bayu
Betapa aku merindukanmu!




(190213)

Kurelakan Engkau Pergi (cerpen)

Kepengapan dadanya begitu mendesak, seakan tak bisa membuatnya bernafas. Suasana jiwanya terasa kelam bagai mendung tebal yang membuatnya terhempas dan terjungkal. Hatinya pun seketika terhujani air mata, dan sahutan perasaannya tercuacakan serpihan luka.
Dunia terasa sempit, tatapannya kosong...hanya ada amarah yang tertangkap dari pandangannya.

Senyum itu. Ahh..., senyum iblis itu menerkamnya. Bagaimana tidak??? Disana, disudut restoran itu, ia melihat sepasang mata saling menatap harap nan penuh canda. Mata itu mengulas senyuman dan bahagia. Namun keremukkan dihatinya tiada tara.
Anita, dengan hati gundah menatap mata yang tengah bercanda itu. Mata kekasihnya yang tengah berduaan di depan matanya, entah dengan siapa??
Oh nanar....nanar dan nanar. Pelan-pelan ia hampiri kekasihnya dengan gundah. Ia telah berdiri disamping kekasihnya. Namun sang kekasih tak mengetahui hadirnya.

”Mas Dimas”sapa Anita dengan nada penuh rapuh dan cemburu.
Dimas hanya terkejut menatapnya. Bibirnya bergetar, raut mukanya begitu nanar dan perasaannya kian semrawut.

”A....a....nita”tukasnya terbata-bata.
Anita hanya termangu mendengarnya. Perlahan bulir bening mengarak sungai, mengalir di pipi mulusnya.

”Siapa perempuan ini kak Dimas?”tanya wanita yang sedari tadi bersama Dimas itu. Namun Dimas tak menjawabnya. Mulutnya terasa kelu dan kata-katanya seolah beku. Wanita tersebut heran menghadapi sikap Dimas yang membisu dan salah tingkah.
”Siapa kamu??” tanya wanita itu, namun bukan pada Dimas, tapi kepada Anita. Tapi Anita juga membisu, membuat wanita itu tersulut emosi dengan kebisuannya.
”Hei, berani-beraninya kamu mengganggu keharmonisan kami.”sentak wanita itu yang tak lain adalah Bunga. Seketika ia mendorongnya, sedang Anita tak melawannya, meski Anita terjatuh tersungkur di lantai.
Dengan sedikit kaget dan sigap Dimas merangkuk tubuh Anita yang terjatuh. Melihat kejadian itu Bunga semakin berang.
”plakkk” sebuah tamparan Bunga berlabuh di pipi Anita. Dimas tersentak melihatnya, hatinya meringis saat melihat telapak Bunga membekas di pipi Anita.

”Bunga, kenapa kau menamparnya??”Kekhawatiran Dimas mulai membuncah membentuk kata-kata.
”Tamparlah aku, dia tak salah!”ujar Dimas penuh emosi sesal.”Maksud kak Dimas, dia adalah.....”Bunga tak meneruskan pertanyaannya. Ia terheran.
”Yah, dia adalah kekasihku”ucap Dimas dengan nada bergetar.
Bunga tercengang kaget mendengar pengakuan Dimas. Dia sama sekali tak menduga, kekasih hatinya yang sangat dicintainya ternyata mencintai wanita lain.

Sementara Anita hanya menunduk diam. Terlihat dari pipi keduanya mengalir air bening.

”Ok, aku akan jelaskan semuanya”ucap Dimas deg-degan.
”Sebenarnya di belakang kalian aku telah menodai cinta yang kalian miliki. Dibelakang Anita aku telah berselingkuh dengan Bunga, sedang dihadapan Bunga aku bilang Bungalah cinta sejatiku. Namun sungguh aku tak bermaksud mempermainkan kalian berdua. Tapi entah mengapa? Aku seakan tak bisa melawan perasaanku yang begitu teguh mencintai kalian semua. Anita adalah cinta pertama, sedang aku tak bisa melupakn Bunga.”ucap Dimas dengan penuh rasa bersalah.
Kedua wanita itu hanya terdiam, nampak air mata keduanya mengarak sungai.
”Aku sungguh bersalah karena tak bisa memilah diantara kalian berdua, aku begitu egois terlalu tamak mncintai kalian semua. Sedang hatiku hanya ada satu, yang tercipta entah untuk siapa dan milik siapa??
Dan sekarang sudah nyata, kalian sudah mengetahui rahasiaku. Kalian pasti menilai seorang Dimas sebagai lelaki pecundang yang hina, yang tak punya harga diri dalam mencintai kalian berdua.
Sekarang aku pasrah dengan keputusan kalian semua.”ucap Dimas dengan suara yang parau dan serak.

Bunga sesenggukan menahan tangisnya, sedang Anita diam kian menundukkan kepalanya dalam dalam.




Hening pun tercipta diantara ketiganya. Hanya tatapan yang tercipta diantara mereka. Namun lain dengan Anita, ia menunduk tak berdaya mendengar kata-kata kekasihnya itu.
Perlahan-lahan Anita menengadahkan kepalanya.
”Maafin Anita mas Dimas, sekarang Anita faham!”lirih terdengar suara Anita memecah keheningan.
Dan melangkah dengan langkah lemah meninggalkan kekasihnya memilih cinta sejatinya.




(180213)

Hujan February




:Dan
Langkah terhenti
Berteduh di suatu yang telah pasti
Aku dan kamu diantara cinta berpayung

Berjuta hasrat mengepul di awan
Membendung rasa menggores langit
Penuh seliweran doa dan harapan
Menguap kata bahasa kasih

:Kini
Angin membawa segala rasa
Bertaut di tetes hujan
Sirami dahaga kemarau jiwa

Tak satu pun ku biarkan mengalir saja
Dalam duka,dalam suka
Kupungut syukur yang ada
Memeluk di dada

:Sekarang
Tumpah segala hasrat
Di telapak tangan ku selipkan puja
Baitbait suci tentang cinta
Antara aku,kamu dan Dia

UntukMu Sang Pencipta
Hujan yang telah dititipkan
Penuh kasih merambah kalbu
Menyirami relung sanubariku




(110213)

Embun Keinsyafan

Malam kembali datang
hening bening embun keinsyafan menitis
menyentuh dedaunan hati
berbisik dalam gemerisik lantunan doa

Hamparan ke-Maha LuasanNya indah membentang
dalam gemerlap cahaya bintang
berkilauan bersama harapan
Saujana alam berlagu dalam pujian
: kepasrahan

Subhanallah...

Hanya padaMu, Tuhan
kukekalkan rasa ini
karena cinta hakiki
Hanya padaMu, Hanya untukMu




(090213)

Harapan

Harapan itu seperti sinar mentari.
Bisa membuat kita bersemangat menjalani hidup.

Tapi, jika harapannya terlalu tinggi
dan pada akhirnya tidak tercapai, 
rasanya perih,
seperti sinar mentari yang menyilaukan mata



(080213)