Malam semakin larut
Sendiriku di ruang segi empat
Menatap malam lewat jendela kamar
Hening tak ada suara
Ini sepi yang semarak; gumam sang angin
Langgam ranting-ranting akasia
Cericit bintang dan dengung rinduku
Menghias telinga
Lalu ku merenung jauh ke lubuk jiwa
Ada keresahan di dasar sana
Begitu terasa gelora di dada
Bahwa mencintainya sungguh tiada batasnya
Ingin kutitip segala rasa
Dipendaran bintang yang mengangkasa
Tetapi hati balik bertanya
Bukankah Dia lebih Berkuasa?
Aku malu..
Tertunduk lesu
Atas nama-Nya pikiranku pun haru
Merunduk pada waktu yang menuntunku
Biarkanlah,,
Biarkan musim yang merangkum hasrat
Yang bergejolak di dasar relung
Dan biarkan hati tetap berpelukan
Atas nama-Nya kita ukir kerinduan
(181012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar