Malam semakin larut
Sendiriku di ruang segi empat
Menatap malam lewat jendela kamar
Hening tak ada suara
Ini sepi yang semarak; gumam sang angin
Langgam ranting-ranting akasia
Cericit bintang dan dengung rinduku
Menghias telinga
Lalu ku merenung jauh ke lubuk jiwa
Ada keresahan di dasar sana
Begitu terasa gelora di dada
Bahwa mencintainya sungguh tiada batasnya
Ingin kutitip segala rasa
Dipendaran bintang yang mengangkasa
Tetapi hati balik bertanya
Bukankah Dia lebih Berkuasa?
Aku malu..
Tertunduk lesu
Atas nama-Nya pikiranku pun haru
Merunduk pada waktu yang menuntunku
Biarkanlah,,
Biarkan musim yang merangkum hasrat
Yang bergejolak di dasar relung
Dan biarkan hati tetap berpelukan
Atas nama-Nya kita ukir kerinduan
(181012)
syair JIWA,,,ungkapkan suara jiwamu melalui syair dan puisi,,,ketika kata tak mampu diucap, hanya lewat tarian jemari semua maksud hati bisa tertulis,,,baik suka atau pun duka,,semua akan indah tertata dalam bait-bait kata
Entri Populer
-
memandang jalan yang pernah kita lalui ku teringat wajahmu pucat kala itu seperti rembulan yang sakit di jalan yang bumi sediakan untu...
-
Ada yang bisa larung dalam sendiri Mengalir dalam nadi Singgah di sela nurani Lalu pergi... Namun sisi manusia kita tidak hanya sepi A...
-
Siang ini,,, Aku ingin menangis di bawah terik mentari Agar tetesan air mata dapat menjadi penyejuk Pada gersang tanah yang aku pijak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar