syair JIWA,,,ungkapkan suara jiwamu melalui syair dan puisi,,,ketika kata tak mampu diucap, hanya lewat tarian jemari semua maksud hati bisa tertulis,,,baik suka atau pun duka,,semua akan indah tertata dalam bait-bait kata
Entri Populer
-
Aku mengingatmu... masih mengingatmu hingga kini mengenang setiap cerita yang pernah terukir di setiap kesempatan waktu itu hatiku ...
-
pagi yang sunyi kueja satu satu titis itu bening yang suci sirami hati dari pilunya rindu bermekaran.... harumi ruang sanubari yang h...
-
yang hilang, sudahlah relakan hilang yang pergi, biarlah relakan jauh tangis takkan lagi punya arti sesal hanya akan menyiksa diri ja...
Sabtu, 09 November 2013
Cerpen: Apalah Dayaku Terhadap Dirimu Yang Lebih
Aku tak tahu...
Aku rapuh dalam jalan dan caraku sendiri
Aku hilang arah, aku lelah, aku gundah
Aku merasa aku tak akan dapat tersenyum lagi
Aku kehilangan sinar mentari yang indah
Aku seperti berlalu dalam bayang Bumi
Apalah dayaku terhadap dirimu yang lebih
Kau memiliki segalanya
Kau adalah mentari besar yang tak mungkin menatap sinar biasa sepertiku
Aku hanya merasa seperti sinar, karna aku sadar
Aku hanya pantulan dari kebesaran dirimu
Dimana pantulan itu kini membuat ku sakit dan tak terkendali
**
Nadia terus memainkan jemarinya di laptop. Malam ini dia mencoba untuk menulis lagi. Ya, hampir 1 tahun ini dirinya vakum menulis karna menjalankan operasi dan berobat jalan ke Singapura. Beberapa 'fans' dia sudah banyak yang menantinya kembali. Bahkan dalam blog pribadinya, beberap pembaca setianya mulai bertanya-tanya, apakah dirinya sudah berhenti menulis atau tidak? Untuk membaca pertanyaan pembaca itulah Nadia mulai menulis lagi. Walaupun terkadang dia merasa imajinasinya untuk menulis sudah tidak seperti dulu.
Malam semakin larut, namunNadia semakin tenggelam bersama malam, mencoba bersahabat kembali dengan imajinasinya.
”Salam kenal Nadia, aku pembaca setia setiap cerpen-cerpen di blog mu. Oh iya jika tidak keberatan aku ingin berjumpa denganmu. Maaf Nad, bukan maksudku lancang tp aku hanya ingin ketemu dan kenal deket ama kamu. Oh iya kamu boleh abaikan pesanku ini kok, tpi bila engkau berkenan saya tinggalin nomer tlp saya. Salam kenal dan deket dari Fajar.
”Salam kenal juga Fajar, senang sekali berkenalan dengan kamu, N makasih juga ya telah setia membaca blog aku. Tapi maaf untuk permintaanmu saya tidak bisa karna saya lagi sedang berobat jalan dan ingin fokus dengan tulisan-tulisan aku, jangan marah ya,,dan semoga kamu tidak bosan membaca tulisanku, makasih.”
Nadia merasa lega setelah membalas pesan seseorang yang bernama Fajar itu. Pesan itu dikirim 2 hari lalu melalui pesan facebook. Nadia merasa aneh karna selama ini belum ada fans dia yang mengajak ingin ketemuan. Kalaupun ada itu pasti melibatkan satu lembaga atau setidaknya melalui perkumpulan pembaca sejatinya.
”Aneh juga,”pikir Nadia.
Hari ini hari kamis, saatnya Nadia periksa ke dokter, Nadia mengalami penyempitan pembuluh darah dekat jantung sekitar 3 tahun lalu.
Dan hari ini Nadia menyetir sendiri ke klinik dokter pribadinya. Biasanya tante Ratna yang selalu menemaninya, tapi hari ini dia lagi ada kesibukan karna keponakan suaminya sedang menikah. Jadilah Nadia berangkat sendiri hanya di temani boneka kesayangannya. Dan tiba-tiba satu sms masuk namun Nadia mengabaikannya. Setelah sampai di klinik ia meraih hpnya, dan rupanya Reza teman karibnya.
”Nadiaaa, kamu lagi dimana??? Malam ini pokoknya saya akan dateng ke rumah tantemu ya, sudah jangan di balas”.
”Aku lagi di klinik Rez, kamu kesini ajah ya, ”balas Nadia.
”Nadia cantik, aku lagi sibuk nih, ntar malem ajah ya ya aku bawa martabak kacang kesukaan kamu deh,,hehe.
Malam pun tiba. Malam ini entah kenapa begitu cerah, di beberapa sisi masih terlihat sinar kemerahan, yang membuat pemandangan langit tak biasanya. Beberapa gumpalan awan tadi sore masih terlihat jelas, gumpalan itu seakan turut memerah dan terlihat sangat indah untuk di pandang mata. Dan di rumah itu sebenarnya ada tiga orang yang sedari tadi menikmati pemandangan langit itu dari lantai 3, mereka adalah Reza, Nadia dan tantenya Ratna.
Tante Ratna memecah keheningan.
”Tante turun ke bawah ya, mau buatin jus untuk kita,”
”Iya tan,”jawab Nadia dan Reza serempak.
Setelah tante Ratna beranjak, dua pasang mata masih menikmati keindahan langit yang tepat di atas mereka. Suasana disitu begitu hening, tak banyak suara-suara, jadilah sekilas keindahan langit itu begitu damai terasa.
”Ada seseorang,,,”Reza memecah keheningan. Perkataan Reza tadi membuat Nadia menatap ke arahnya.
”Hmmmm, begini,,aku bertemu dengan seseorang waktu lalu Nad,..”
”Dan kau jatuh cinta lagi, hehehe,”cetus Nadia sambil tertawa kecil.
”Bu...bukan lho Nad, bukan masalah itu.”
”Lah apa masalahnya?”Nadia mulai serius melihat ke arah Reza.
”Ini tentangmu Nadia, aku bertemu orang yang...”
Belum sempet Reza menyelesaikan kalimatnya, tante Ratna telah kembali dengan membawa jus jeruk untuk dinikmati bersama. Pemandangan langit kini tak seindah tadi karna malam sudah semakin larut.
Pagi ino dengan di temani segelas susu, Nadia mencoba membuka akun facebooknya. Facebook ini sebenarnya sangat membantunya mempromosikan cerpen-cerpen di blognya. Perlahan dia membuka kotak pesan, dan tiba-tiba terhenti karna di sana ada tertera satu nama yang pernah membuatnya tak berhenti memikirkannya. Siapa lagi kalo bukan Fajar, pemilik akun ' Fajar R. Monna'.
”Hai Nad, apa kabarmu disana? Aku sudah membaca balasan pesanmu lho, aku sedikit kecewa,,ah tapi sudahlah. Aku ngerti kok dengan kesibukan kamu. Tapi aku bener-bener pengen ketemu kamu,,mungkin gak ya,,hehe
(pesan pertama seminggu yang lalu)
”Nad, kok pesan aku ndak di balas-balas, kamu sibuk ya,,,jangan lupa jaga kesehatannya ya,,
(pesan lima hari lalu)
”Nadia, kamu ndak buka fb atau ndak sudi balas pesan aku ?
Mungkin aku harus jujur ya Nad, okey lah,aku ini bukan orang hebat kok, bukan penulis sepertimu, bukan pula bisnis man, aku orang biasa bahkan sangat biasa, aku hanya seseorang yang masih bersyukur dengan adanya nafas yang masih ada dalam diri ini. Sebenarnya diri ini begitu rapuh, tapi tidak serapuh kala membaca tulisan-tulisanmu. Karna apa?
BERSAMBUNG
(030812)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar