Terik matahari di ujung dahan akasia
mengingatkanku pada sosok kecil di jalanan debu
seringainya perih, ekspresikan penat akan hidup
tangan mungilnya menggenggam lembaran koran erat,
seperti asa yang takut terlepas dari genggam
Bocah kecil yang tak pernah ku kenal namanya
telah meluluhkan hatiku
kala mata beningnya menatapku
aku terpedaya, tak bisa berbuat apaapa
Ingin sekali ku menariknya
mendongengkan kisah sebuah negeri
yang tak pernah ada bocahbocah kecil di jalanan
yang ada hanya bocahbocah kecil dalam dekap pelukan
menikmati mimpi dalam buai cinta kasih sang bunda
Dalam diamku, dalam ketidakmampuanku mengusap penatnya
kusebut bocahbocah kecil itu di dalam doa
kusebut mereka malaikat tanpa sayap
jiwa suci yang lemah namun tangguh
jiwa suci tempatku berkaca diri
tentang gigihnya bertahan hidup
tentang semangatnya meneruskan perjalanan
syair telaga, (2 mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar