memandang jalan yang pernah kita lalui
ku teringat wajahmu pucat kala itu
seperti rembulan yang sakit
di jalan yang bumi sediakan untuk kita
aku berkata ''kau indah di kala pucat''
kau menatapku seperti langit menatap bumi
lalu kau menjawab :''kau begitu bohong di hadapan keindahan''
ku bohongi kau dalam kejujuran
agar ku dapat nikmati sepenggal kisah dari jalan ini
kini,,
tak ada lagi yang mengenang
semua telah hancur tertindas roda-roda jalanan
dan jalan itu kini sepi
tak ada lagi desir suaramu
hanya sapaan debu-debu
yang tertiup angin yang menyanyikan
betapa dulu kita indah bertahta
syair telaga(13 april 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar